MODEL STRATEGI PENGELOLAAN RUMAH ADAT BANJAR DI TELUK SELONG ULU

  • Hartatik Hartatik Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Abstract

Rumah adat Banjar tipe Bubungan Tinggi dan Gajah Baliku di Teluk Selong Ulu, Kalimantan Selatan mempunyai
bentuk dan bahan yang masih asli serta nilai penting bagi sejarah dan ilmu pengetahuan. Untuk kepentingan pariwisata,
pemerintah membuat taman dan halaman parkir konblok beton dengan mengurung lahan rawa di depan dan samping
rumah adat. Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak pengelolaan dan membuat model pengelolaan kawasan
rumah adat di Teluk Selong Ulu. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif.Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan pengamatan langsung dan wawancara mendalam.Untuk membuat model pengelolaan dilakukan dengan
teknik Participatory Rural Apprasial (PRA), kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT.Hasil penelitian
menunjukkan, bahwa pengembangan kawasan rumah adat telah menimbulkan dampak sosial yang meresahkan.Model
pengelolaan dibuat dengan memperhatikan zonasi cagar budaya, melibatkan multi stakeholder baik pemerintah maupun
masyarakat yang terkoordinir dan dilakukan secara berkelanjutan.Disimpulkan bahwa dengan strategi pengelolaan yang
didasarkan pada prinsip pengelolaan sumber daya arkeologi dan kearifan lokal, maka kawasan rumah adat Banjar dapat
dikembangkan dan dimanfaatkan optimal sebagai ikon dan kebanggaan budaya lokal.

References

APCCU. 2013. The Workshop for Protection of
Cultural Heritage in Martapura 2012.
Cultural Heritage Protection Cooperation
Office, Asia Pacific Cultural Centre for
Unesco (APCCU).
Brannen, Julia.1997. Memadu Metode Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif. Samarinda:
Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari.
Bungin, Burhan editor. 2003. “Menyusun
Rancangan Penelitian Kualitatif.” dalam
Analisis Data Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Hartatik. 2014. Strategi Pengelolaan Kawasan
Rumah Adat Banjar di Teluk Selong Ulu,
Kabupaten Banjar: Pendekatan
Pelestarian Sumber Daya Arkeologi dan
Kearifan Lokal. Tesis. Banjarbaru: Program
Studi Pengelolaan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan, Pascasarjana Universitas
Lambung Mangkurat.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. 2011.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Jakarta : Ditjen Sejarah dan Purbakala,
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Lippsmeier, Georg. 1980. Bangunan Tropis
(Tropenbau Building in the Tropics). Alih
bahasa Syahmir Nasution dan editor oleh
Purnomo Wahyu Indarto. Jakarta: Pener.
Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remadja Karya.
Muchamad, Noor Bani dan Ira Mentayani. 2007.
Anatomi Rumah Bubungan Tinggi.
Banjarmasin: Pustaka Banua.
Mundardjito,. 2008. “Konsep Cultural Resource
Management dan Kegiatan Pelestarian
Arkeologi di Indonesia.” Hlm 7-22 dalam
Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah
Arkeologi XI, Solo 13-16 Juni 2008.
Jakarta: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia.
Hlm: 7-22.
Nuryanti, Wiendu. 2005. Pemanfaatan Benda
Cagar Budaya dalam Konteks Pariwasata.
Buletin Cagar Budaya. No. 4 Mei 2005.
Jakarta: Asdep Urusan Kepurbakalaan dan
Permuseuman. Departemen Kebudayaan
dan Pariwisata, hlm. 19-21.
Raharjo, Supratikno dan Hamdi Muluk. 2011.
Pengelolaan Warisan Budaya Indonesia.
Jakarta: BPSD Budpar, Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata.
Rangkuti, Freddy. 2013. Analisis SWOT. Edisi
revisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rossle, M dan Cleere, H. 2001. Cultural
Landscapes. dalam World Conservation:
Vision and Reality. The World Heritage
Convention. IUCN, Rue Mauverney 28
CH-1196, Gland- Switzerland.
Saleh, Idwar. 1980/1981. Rumah Tradisional Banjar
Rumah Bubungan Tinggi. Banjarbaru:
Museum Negeri Lambung Mangkurat
Provinsi Kalimantan Selatan.
Saptono, Nanang. 2013. “Pengelolaan Sumber
Daya Alam Melalui Sektor Pariwisata di
Kawasan Lindung Karangkamulyan,
Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat.”
Tesis. Bandung: Program Studi Ilmu
Lingkungan, Pascasarjana Univesitas
Padjadjaran.
Seman, Syamsiar dan Irhamna. 2006. Arsitektur
Tradisional Banjar Kalimantan Selatan
Banjarmasin: Lembaga Pengkajian dan
Pelestarian Budaya Banjar.
Suprayogo, Imam danTobroni, 2003. Metodologi
Penelitian Sosial-Agama. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Tim Penelitian. 2012. “Verifikasi Cagar Budaya di
Kecamatan Martapura Kota, Martapura
Timur, Martapura Barat, dan Karang Intan
Kabupaten Banjar.” Disbudparpora
Kabupaten Banjar dan Balai Arkeologi
Banjarmasin.
How to Cite
Hartatik, H. (1). MODEL STRATEGI PENGELOLAAN RUMAH ADAT BANJAR DI TELUK SELONG ULU. Naditira Widya, 9(2), 147-164. https://doi.org/10.24832/nw.v9i2.126