PULAU ABIDON: POTENSI ARKEOLOGI DI KAWASAN PULAU TERLUAR RAJA AMPAT [PULAU ABIDON: THE POTENCY OF ARCHAEOLOGY IN THE RAJA AMPAT OUTER ISLANDS]

  • Sri Chiirullia Sukandar Balai Arkeologi Papua
Keywords: potensi arkeologi, Pulau Abidon, Raja Ampat, hunian gua, penutur Bahasa Austronesia

Abstract

Pulau Abidon merupakan suatu pulau karang berbukit-bukit yang berada di kawasan pulau-pulau terluar Raja Ampat di Papua Barat bagian utara. Tulisan ini membahas mengenai potensi arkeologi yang terdapat di situs gua-gua di Pulau Abidon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami potensi arkeologi yang terdapat di Pulau Abidon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat eksploratif. Berdasarkan data dan hasil analisis diindikasikan adanya persentuhan budaya asing yang masuk ke kawasan Papua. Potensi arkeologis tersebut dibuktikan dengan tinggalan fragmen gerabah dan lukisan dinding gua. Gambar arang di Gua Abidon 3 menggambarkan kontak budaya dengan penutur bahasa Austronesia. Lebih lanjut, hunian gua dibuktikan dengan temuan berupa alat-alat dari batu, tulang, dan kerang, fragmen gerabah, dan perhiasan kerang. Tinggalan budaya di gua-gua pulau Abidon diduga merupakan alat-alat penunjang kehidupan para penghuninya.

Pulau Abidon is a hilly coral island located in the outer islands of Raja Ampat in the northern region of Papua Barat. This research discusses the potency of archaeology in cave sites on Pulau Abidon. This research was aimed to comprehend the archaeology of Pulau Abidon. The method used in this research is exploratory. Based on the data and analysis results, it is indicated that there was a cultural contact with a foreign culture that entered the Papua region. This potency of archaeology was evident by potsherds and rock arts. The charcoal drawings in Gua Abidon 3 illustrate a cultural contact with the Austronesian-language speakers. Furthermore, the cave habitation was evident also by the discovery of tools of stone, bones and shells, and shell ornaments. The cultural heritage in the caves on Pulau Abidon is suggested to be a means of supporting the life of the inhabitants.

References

Atmosudiro, Sumijati. 1998. “Manfaat Kajian Gerabah Masa Lalu bagi Pengembangan Kerajinan Tembikar sebagai Penunjang Industri Pariwisata”. Berkala Arkeologi XVIII (2). Balai Arkeologi Yogyakarta.

Dewan Redaksi. 2008. Metode Penelitian Arkeologi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.

Fairyo, Klementin. 2013. “Penelitian Arkeologi Di Kawasan Pulau Terluar (Pulau Mapia dan Pulau Meosbefondi) Distrik Supiori Barat, Kabupaten Supiori, Papua”. Laporan Penelitian. Balai Arkeologi Jayapura.

Kawer, Sonya Martha. 2012. “Penelitian Tinggalan Kolonial Di Pulau Wakde dan Liki, Kabupaten Sarmi, Papua”. Laporan Penelitian. Balai Arkeologi Jayapura.

Kartikasari, Sri Nurani., Andrew J. Marshall dan Bruce M. Beehler. (ed.) 2012. Ekologi Papua. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia dan Conservational International.

Pasveer, J.M. 2004. The Djief Hunters: 26,000 Years of Rainforest Exploitation on the Bird’s Head of Papua, Indonesia. Modern Quaternary Research in Southeast Asia 17. A.A Balkema, Leiden.

Permata Sari, Metta Adityas. 2016. “Temuan Gerabah Di Grogolan Wetan, Sebuah Bukti Penghunian Situs Sangiran Pasca Plestosen”. Jurnal Arkeologi Papua Vol.8 No.1 Juni 2016. Balai Arkeologi Papua. Hlm. 103-110.

Ririmasse, Marlon NR. 2010. “Arkeologi Pulau-Pulau Terdepan Di Maluku : Suatu Tinjauan Awal”. Kapata Arkeologi Vol.6 Nomor 10/Juli 2010. Balai Arkeologi Ambon.

Sinaga, Simon Boyke (ed.). 2014. Papua Barat Tanah Para Raja di Kepala Burung Papua. Penerbit Buku Kompas.

Sukandar, Sri Chiirullia. 2014. “Eksplorasi Peninggalan Arkeologi dan Etnoarkeologi Di Pulau Terluar Kolepom, Kabupaten Merauke, Papua”. Laporan Penelitian Arkeologi. Balai Arkeologi Jayapura.

Sukandar, Sri Chiirullia. 2017. “Penelitian Arkeologi Di Pulau Terdepan Miossu Kabupaten Tambrauw Papua Barat”. Laporan Penelitian Arkeologi. Balai Arkeologi Papua.

Tanudirjo, Daud Aris. 1995. “Kajian Budaya Bendawi Modern dan Arkeologi”, dalam ARTEFAK No.15/ Agustus 1995. Hlm. 12-20

Zuhdi, Susanto. 2006. Mengapa Bukan Pulau Terdepan dalam Kompas 8 September 2006.
Published
2020-12-07
How to Cite
Sukandar, S. C. (2020). PULAU ABIDON: POTENSI ARKEOLOGI DI KAWASAN PULAU TERLUAR RAJA AMPAT [PULAU ABIDON: THE POTENCY OF ARCHAEOLOGY IN THE RAJA AMPAT OUTER ISLANDS]. Naditira Widya, 14(2), 107-120. https://doi.org/10.24832/nw.v14i2.420